SETELAH PENSIUN USAHA APA? Merupakan pertanyaan yang asyik untuk dibahas dan dicari jalan keluranya. Ada orang-orang yang memiliki visi ke depan setelah pensiun dari pekerjaan sebagai PNS, Perawat, Manajer Hotel, dan profesi lainnya dimana perusahaan memberikan batasan usia maksimal bekerja, misalnya 58 Tahun.
Kalau dahulu, aku berfikir dan memikirkan orang lain, mulai dari tetangga saya kiri kanan, depan belakang, sampai kemudian saya sadari bahwa mereka juga memiliki kecerdasan tersendiri untuk memutuskan mau seperti apa pensiunnya? Bahkan sempat membantu membuatkan website sebagai support kebaikan untuk mereka.
Sekarang aku mulai berfikir untuk diriku sendiri, Sebagai seorang Trainer (Hipnosis, NLP, Public Speaking, Coach, digital marketing) sejak 2014 - aku memutuskan resaign dari pekerjaan dan menekuni dunia motivator (memberikan motivasi dan training di perusahaan dan public).
Menjawab pertanyaan " Usaha apa setelah pensiun?" Jawabku adalah dengan menjadi Trainer. Jawaban ini sebagai alternatif dari banyaknya ide-ide mainstream seperti : Buka toko kelontong, jadi guru bimbel, buka bengkel, usaha catering, atau jadi konten kreator.
Sejauh 10 tahun di dunia Training - tentu ada masa panen dan ada masa sepi order, begitulah realita di dunia Training, maka untuk menyiapkan masa paceklik - Trainer perlu memiliki sumber income yang lain yaitu misalnya : menjadi Event Organizer, Klinik Terapi, Product digital, Jual Nasi kotak dan Tumpeng Semarang.
CARA MENJADI TRAINER
Cara cepat menjadi Trainer yaitu ikut kelas Training of Trainer - TOT, FTF, Sertifikasi Instruktur, dan berbagai jenis kelas pelatihan menjadi Motivator - Coach. Aku ingat sepuluh tahun lalu, kelas pelatihan seperti ini laris manis dan banyak sekali peminatnya - media yang digunakan waktu itu adalah sosial media facebook. Aku pun ikut buat kelas TOT-M sampai sekarang.
Dari Trainer yang aku latih ternyata tidak semuanya aktif menjadi Trainer dan Motivator, padahal sudah mengeluarkan uang Rp 5 Juta untuk dua hari Training dan Mentoring via WA Groups. Itulah realita yang aku hadapi. Sementara Trainer lainnya benar-benar fokus dan menjadi Co Trainer dari IAIPS sebagai Trainer Public Speaking dan Motivator dengan klien corporate, public dan private sebagaimana yang aku ajarkan di kelas Menjadi Trainer Motivator.
Menjadi Trainer selain berbekal kelas Training 2 hari dan Pendampingan, bisa juga dimulai dengan menjadi Hipnoterapis, kemudian sharing pengalamannya sebagai hipnoterapis untuk mengajar materi hipnotis hipnoterapi, mengajar tentang program pikiran bersumber NLP dan Hipnoterapi.
Cara lain menjadi Trainer yaitu mengajarkan skill dan pengalaman kita sebagai professional. Misalnya kita jago jualan maka buka kelas pelatihan how to sell yourself. Kalau Anda jago mesin maka Anda dapat membuka kelas training perihal dunia mesin yang Anda expert.
MACAM-MACAM TRAINER - SPESIALISASI
Aku menulis hal ini murni dari pengalaman di lapangan, yang mungkin berbeda dengan trainer lain yang latar belakangnya juga berbeda, misal praktisi digital marketing yang menjadi trainer, tentu butuh skill public-speaking, self confidence, dan desain slide.
Ternyata skill dunia training juga berkembang mengikuti tren dan teknologi, misalnya dunia AI Artificial Inteligence (kecerdasan buatan) yang mempermudah trainer untuk mendevelop pelatihannya, memperkaya materi training nya, dan bukannya malah mati ditenggelamkan oleh AI. Kuncinya adalah adaptif dan fleksibel.
Oh ya, ada kelas pelatihan yang offline, online dan hybrid. Zaman benar-benar berubah. Meskipun begitu, hal-hal mendasar tidak pernah berubah, : 1. Selama ada manusia, duit selalu ada
2. Selama Anda punya Nilai (Value), Anda pasti dapat Duit
3. Selama Anda melayani, Anda pasti mendapat Uang.
CARA MENJUAL DIRI SEBAGAI TRAINER :
Jawablah pertanyaan powerfull dari Seth Godin, Pakar marketing Dunia : "Siapa yang Anda layani?"
Dari pertanyaan ini, saya menjawab : Saya melayani mereka yang ingin jadi Trainer Public Speaking,"